Minggu, 10 Juni 2012

Askep Gagal Jantung


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GAGAL JANTUNG KONGESTIF


PENGERTIAN
Gagal jantung atau (CHF) adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa sejumlah darah yang adekuat ke dalam sirkulasi untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. (Whaley & Wong’s 1991. hal 1505). Gagal jantung kongestif adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi badan untuk keperluan metabolisme jaringan tubuh pada keadaan tertentu, sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi.

PENYEBAB GAGAL JANTUNG
1. Penyebab gagal jantung dikelompokkan sebagai berikut:
·         Disfungsi miokard (kegagalan miokardial)
·         Beban tekanan berlebihan - pembebanan sistolik (systolic overload)
·         Beban volume berlebihan - pembebanan diastolic (diastolic overload)
·         Peningkatan kebutuhan metabolik - peningkatan kebutuhan yang berlebihanan (demand overload)
2. Gangguan pengisian (hambatan input)

PENCETUS
Hipertensi, infark, emboli paru, infeksi, aritmia, anemia, febris, stress emosional, kehamilan/persalinan, pemberian infus/tranfusi.


PATOFISIOLOGI
Setiap hambatan pada arah aliran (forward flow) dalam sirkulasi akan menimbulkan bendungan pada arah berlawanan dengan aliran (backward congestion). Hambatan pengaliran (forward failure) akan menimbulkan adanya gejala backward failure dalam sistim sirkulasi aliran darah. Mekanisme kompensasi jantung pada kegagalan jantung adalah upaya tubuh untuk  mempertahankan peredaran darah dalam memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Mekanisme kompensasi yang terjadi pada gagal jantung ialah : dilatasi ventrikel, hipertrofi ventrikel, kenaikan rangsang simpatis berupa takikardi dan vasikonstriksi perifer, peninggian kadar katekolamin plasma, retensi garam dan cairan badan dan peningkatan eksttraksi oksigen oleh jaringan. Bila jantung bagian kanan dan bagian kiri bersama-ama dalam keadaan gagal akibat gangguan aliran darah dan adanya bendungan, maka akan tampak tanda dan gejala gagal jantung pada sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru. Keadaan ini disebut Gagal Jantung Kongestif (CHF). Skema berikut menjelaskan terjadinya gagal jantung, sehingga menimbulkan manifestasi klinik  dan masalah keperawatan


 































Proses Terjadinya masalah keperawatan
·         Penurunan Cardiac Output (Curah jantung)
CHF terjadi akibat kerusakan otot miokard dimna ketidakmampuan jantung memompakam sejumlah darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan tubuh.
·         Gangguan perfusi jaringan
CO yang menurun, hipoksia, asidosis, syok menyebabkan hipoperfusi jaringan.
·         Gangguan volume cairan
CO yang menurun menyebabkan GFR menurun, stimulasi angiotensin, aldosteron yang mengakibatkan retensi Na, ADH meningkat, dan air meningkat.
·         Gangguan/potensial pertukaran gas
Miokard gagal, LVEP meningkat, menyebabkan PCWP meningkat, akhirnya pertukaran gas terganggu.
·         Gangguan /potensial integritas kulit
Istirahat di tanpat tidur yang lama, edema, CO menurun, mengakibatkan gangguan sirkulasi kulit
·         Gangguan/potensial aktifitas
Menurunnya perfusi ke otat skletal mengakibatkan metabolisme anaerob akhirnya timbul kelemahan/lelah.
GEJALA GAGAL JANTUNG KIRI :
Keluhan berupa perasaan badan lemah, cepat lelah, berdebar-debar, sesak napas, batuk, anoreksia, dan keringat dingin, batuk dan atau batuk berdarah, fungsi ginjal menurun.
GEJALA GAGAL JANTUNG KANAN:
Edema, anoreksia, mual, asites, sakit daerah perut
PEMERIKSAAN LABORATORIUM:
Tidak ada pemeriksaan khusus yang dapat menegakkan diagnosis gagal jantung (T. Santoso, Gagal jantung 1989). Pemeriksaan laboratorium dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana gagal jantung telah mengganggu fungsi-fungsi organ lain seperti : hati, ginjal dan lain-lain.
PEMERIKSAAN PENUNJANG LAIN:
A. Radiologi:
·         Bayangan hili paru yang tebal dan melebar, kepadatan makin ke pinggir berkurang
·         Lapangan paru bercak-bercak karena edema paru
·         Distensi vena paru
·         Hidrothorak
·         Pembesaran jantung, Cardio-thoragic ratio meningkat
B. EKG :
Dapat ditemukan kelainan primer jantung (iskemik, hipertropi ventrikel, gangguan                  irama) dan tanda-tanda faktor pencetus akut (infark miokard, emboli paru)
C. Ekokardiografi : 
Untuk deteksi gangguan fungsional serta anatomis yang menjadi penyebab gagal jantung
D. Kateterisasi Jantung:
Pada gagal jantung kiri didapatkan (VEDP    ) 10 mmHg  atau Pulmonary arterial wedge Pressure > 12 mmHg dalam keadaan istirahat. Curah jantung lebih rendah dari 2,7 lt/mnt/m2 luas permukaan tubuh.

PENATALAKSANAAN
Menurut prioritas terbagi atas 4 kategori :
1.      Memperbaiki kontraksi miokard/perfusi sistemik
2.      Menurunkan volume cairan yang berlebihan
3.      Mencegah terjadinya komplikasi Post Op.
4.      Pengobatan pembedahan (Komisurotomi)
5.      Pendidikan kesehatan yang menyangkut penyakit, prognosis, obat-obatan serta pencegahan kekambuhan
ad. 1 Memperbaiki kontraksi miokard/perfusi sistemik:
·         Istirahat total/tirah baring dalam posisi semi fowler
·         Memberikan terapi Oksigen sesuai dengan kebutuhan
·         Memberikan terapi medik : digitalis untuk memperkuat kontraksi otot jantung
ad.2 Menurunkan volume cairan yang berlebihan
·         Memberikan terapi medik : diuretik untuk mengurangi cairan di jaringan
·         Mencatat intake dan output
·         Menimbang berat badan
·         Restriksi garam/diet rendah garam
ad.3 Mencegah terjadinya komplikasi
·         Mengatur jadwal mobilisasi secara bertahap sesuai keadaan klien
·         Mencegah terjadinya immobilisasi akibat tirah baring
·         Merubah posisi tidur
·         Memperhatikan efek samping pemberian medika mentosa; keracunan digitalis
·         Memeriksa atau memonitor EKG
ad.4  Pengobatan pembadahan Komisurotomi
Hanya pada regurgitasi aorta akibat infeksi aorta, reparasi katup aorta dapat dipertimbangkan. Sedangkan pada regurgitasi aorta akibat penyakit lainnya umumnya harus diganti dengan katup artifisial.  Indikasi pada keluhan sesak napas yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan symptomatik. Bila ekhokardiografi menunjukkan sistole ventrikel kiri 55 mm, atau fractional shortning 25% dipertimbangkan untuk tindakan operasi sebelum  timbul gagal jantung.
ad.5 Pendidikan kesehatan, menyangkut penyakit, prognosis, pemakaian obat-obatan        serta      mencegah      kekambuhan
·         Menjelaskan tentang perjalanan penyakit dan prognosisnya
·         Menjelaskan tentang kegunaan obat-obat yang digunakan, serta memberikan jadwal pemberian obat
·         Merubah gaya hidup/ kebiasaan yang salah : merokok, stress, kerja berat, minum alkohol, makanan tinggi lemak dan kolesterol
·         Menjelaskan tentang tanda-tanda serta gejala yang menyokong terjadinya gagal jantung, terutama yang berhubungan dengan kelelahan, lekas capai, berdebar-debar, sesak napas, anoreksia, keringat dingin
·         Menganjurkan untuk kontrol semua secara teratur walaupun tanpa gejala
·         Memberikan dukungan mental; klien dapat menerima keadaan dirinya secara nyata/realitas akan dirinya baik
.
PENGKAJIAN DATA
1. Aktifitas dan istirahat
·         Adanya kelelahan/exhaustion, insomnia, letargi, kurang istirahat
·         Sakit dada, dispnea pada saat istirahat atau saat beraktivitas
2. Sirkulasi
·         Riwayat hipertensi, kelainan katup, bedah jantung, endokarditis, anemia, septik syok, bengkak pada kaki, asites, takikardi
·         Disritmia, atrial fibrilasi, prematur ventricular contraction
·         Bunyi S3 gallop, adanya bunyi CA, adanya sistolik atau diastolik, murmur, peningkatan JVP
·         Adanya nyeri dada, sianosis, pucat,ronchi, hepatomegali
3. Status Mental :
·         Cemas, ketakutan, gelisah, marah, iritabel/peka
·         stress sehubungan dengan penyakitnya, sosial finansial
4. Eliminasi
·         Penurunan volume urine, urine yang pekat
·         Nocturia, diare dan konstipasi
5. Makanan dan cairan
·         Hilang nafsu makan, nausea, dan vomiting
·         Udem  di ekstremitas bawah, asites
6. Neurologi
·         Pusing , pingsan, kesakitan
·         Lethargi, bingung, disorientasi, iritabel
7. Rasa nyaman
·         Sakit dada, kronik/akut angina
8. Respirasi
·         Dispnoe pada waktu aktivitas, takipnoe
·         Tidur dan duduk, riwayat penyakit paru-paru
9. Rasa aman
·         Perubahan status mental
·         Gangguan pada kulit/dermatitis
10. Interaksi sosial
·         Aktifitas sosial  berkurang

PRIORITAS PERAWATAN
1.      Meningkatkan kontraktilitas miokard/ perfusi jaringan sistemik
2.      Menurunkan kelebihan volume cairan
3.      Mencegah komplikasi Post op.
4.      Memberikan informasi mengenai penjahit, prognosa , terapi dan pencegahan terhadap pengulangan penyakit

DIAGNOSA PERAWATAN YANG SERING TIMBUL :
1.      Penurunan cardiac output sehubungan dengan penurunan kontraktilitas miokard , ditandai dengan : Peningkatan heart rate,perubahan tekanan darah,penurunan urine output,adanya S3 dan S4, chest pain .
2.      Keterbatasan melakukan aktifitas  sehubungan dengan adanya ketidak seimbangan  antara suplay dan demand oksigen, ditandai dengan : kelemahan, kelelahan, perubahan tanda-tanda vital , disritmia, dispnoe, diaporesis
3.      Gangguan keseimbangan cairan, lebih dari kebutuhan sehubungan dengan penurunan GFR, ditandai dengan : bunyi jantung 3, orthopnoe, oliguria, edema, perubahan Berat Badan, Hipertensi, respirasi distress, suara nafas abnormal
4.      Resiko tinggi kegagalan pertukaran gas sehubungan dengan perubahan membran kapiler alveoli  karena adanya penumpukan cairan di rongga paru
5.      Resiko kerusakan integritas kulit sehubngan dengan oedema ,penurunan perfusi ke kulit
6.      Kurang pengetahuan tentang penyakit, kondisi dan pengobatan sehubungan dengan kurangnya informasi ditandai dengan : pasien bertanya, pernyataan pasien yang salah.


Perencanaan :

PENURUNAN CARDIAC OUT PUT SEHUBUNGAN DENGAN MENURUNYA KONTRAKSI MYOCARD

Rencana Tindakkan
Rasionalisasi
·         Monitor tanda-tanda vital, yaitu : heart rate, tekanan darah
Takhikardia mungkin ada karna nyeri, kecemasan, hipoksemia, dan menurunnya Cardiac Output. Perubahan bisa juga terjadi dalam tekanan darah(hipertensi atau hipotensi) karena respons kardia.
·         Evaluasi status mental, catat perkembangan kekacauan, disorientasi
Menurunnya perfusi otak dapat mengakibatkan perubahan observasi/ pengenalan dalam sensori.
·         Catat warna kulit, adanya/ kuwalitas pulse
Sirkulasi periferal turun ketika Cardiac Output menurun, membuat/menjadikan warna pucat/abu-abu bagi kulit (tergantung dari derajat hipoksia) dan penurunan kekuatan dari denyut periferal.
·         Auskultasi suara pernapasan dan suara jantung. Dengarkan adanya murmur.
S3, S4, atau bising dapat terjadi dengan dekompensasi kordis atau beberapa pengobatan(terutama Betabloker). Berkembangnya murmur bisa menunjukkan adanya kelainan pada katub dengan rasa nyeri: stenosis aorta, mitral stenosis, atau ruptur otot papilari.
·         Pertahankan bedrest dalam posisi yang nyaman selam periode akut.
Menurunnya konsumsi/keseimbangan O2 mengurangi beban kerja otot jantung dan resiko dekompensasi.
·         Berikan waktu istirahat yang cukup/adekuat. Kaji dengan / bentuk aktifitas perawatan diri, jika diindikasikan.
Cadangan energi, menurunkan beban kerja otot jantung.
·         Ketegangan perlu dihindari terutama pada saat defekasi.
Serangan valsava menyebabkan stimulasi vagal, menurunkan heart rate(bradicardia) yang mungkin diikuti dengan takhikardi diantara meningkatnya cardiac output.
·         Anjurkan secara cepat melaporkan bila terjadi nyeri untuk pemberian obat sesuai yang diindikasikan.
Tindakan yang tepat waktu, dapat menurunkan konsumsi O2 dan beban kerja otot jantung dan bisa mencegah/ meminimalkan Cardiac Output.
·         Monitor dan catat efek atau reaksi dari pengobatan, catat tekanan darah, nadi dan iramanya (terutama waktu pemberian kombinasi Ca-antagonis, betha-blocker dan nitrat).
Efek yang diharapkan ada penurunan kebutuhan oksigen miokardium yang diakibatkan oleh penurunan tekanan ventrikel. Obat dengan inotropik negatif dapat menurunkan perfusi pada sebagaian besar miokardial iskhemik. Kombinasi nitrat dan betha-blocker memiliki efek kumulatif pada cardiac output.
·         Kaji tanda dan gejala CHF
Angina satu-satunya gejala yang mendasar penyakit yang menyebabkan iskhemia miokardial.
Penyakit mungkin dikompromisasikan oleh fungsi kardia yang mengalami kegagalan.

Kolaboratif
·         Catat O2 tambahan yang dibutuhkan
Penambahan oksigen yang sudah ada untuk diambil kembali untuk memperbaiki, mengurangi iskhemia dan asam laktat
·         Catat obat-obat yang diindikasikan



Betha-blockers, seperti atenolol (Tenormin), nadolol (Corgard), propranolol (Inderal), esmolal (Brebivbloc).
Meskipun berbeda dan cara reaksinya, Ca channel blocker berperan utama dalam mencegah dan mengakhiri iskhemia. yang disebabkan oleh spasme arteri koronaria dan dalam mengurangi resistensi vaskuler, demikian juga penurunan tekanan darah dan kerja jantung.
Obat ini untuk menurunkan kerja jantung dengan menurunkan nadi dan tekanan darah sistol. Catat: overdosis yang mengakibatkan dekompensasi jantung
·         Bisakan usakan dan persiapan untuk tes ketegangan dan kateterisasi jantung, ketika diindikasikan
Tes ketegangan memberikan informasi tentang kesehatan/ kekuatan dari ventrikel, yang sepenuhnya menentukan ketepatan tingkat aktifitas. Angiografi mungkin menunjukkan identifikasi area dari obstr5uksi/ kerusakan arteri koronaria yang membutuhkantindakan bedah.
·         Persiapkan untuk tindakan bedah PTCA, bila diindikasikan perbaikan katub, CABG
PTCA menjadi suatu prosedur yang dapat diterima pada 15 tahun terakhir ini. PTCA meningkatkan aliran darah jantung oleh tekanan lesi atheroma dan dilatasi dari lumen pembuluh darah dalam arteri koronaria yang tersumbat.
Prosedur ini mungkin ........
CABG diperkenankan ketika testing menunjukkan iskhemi miokardial yang diakibatkan oleh penyakit arteri koronaria sebelum kiri atau gejala dari penyakit trikuspidalis.
·         Siapkan perpindahan unut perawatan utama jika kondisi yang mengharuskan
Nyeri dada yang sangat atau lama dengan menurunnya Cardiac Output menunjukkan perkembangan komplikasi yang membutuhkan lebih intensif/ tindakan emergensi.




DAFTAR PUSTAKA :

Donna D, Marilyn. V, (1991), Medical Sugical Nursing, WB Sounders, Philadelpia

Doenges, Marylyn E (1993) ., Nursing Care Plans, Edisi III,

RS Jantung “Harapan Kita”,(1993)  Dasar-dasar Keperawatan Kardiotorasik, Kumpulan bahan kuliah, Edisi ke tiga,Jakarta,
Soeparman,(1987)  Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi Kedua, Balai Penerbit FKUI, Jakarta,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar