ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GAGAL JANTUNG KONGESTIF
PENGERTIAN
Gagal jantung atau (CHF) adalah
ketidakmampuan jantung untuk memompa sejumlah darah yang adekuat ke dalam
sirkulasi untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. (Whaley & Wong’s 1991.
hal 1505). Gagal jantung kongestif
adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompakan darah secukupnya
dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi badan untuk keperluan metabolisme jaringan
tubuh pada keadaan tertentu, sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih
cukup tinggi.
PENYEBAB GAGAL JANTUNG
1. Penyebab gagal jantung dikelompokkan sebagai
berikut:
·
Disfungsi
miokard (kegagalan miokardial)
·
Beban
tekanan berlebihan - pembebanan sistolik (systolic
overload)
·
Beban
volume berlebihan - pembebanan diastolic (diastolic
overload)
·
Peningkatan
kebutuhan metabolik - peningkatan kebutuhan yang berlebihanan (demand overload)
2. Gangguan pengisian (hambatan input)
PENCETUS
Hipertensi, infark, emboli paru, infeksi,
aritmia, anemia, febris, stress emosional, kehamilan/persalinan, pemberian
infus/tranfusi.
PATOFISIOLOGI
Setiap hambatan pada arah aliran (forward
flow) dalam sirkulasi akan menimbulkan bendungan pada arah berlawanan dengan
aliran (backward congestion). Hambatan pengaliran (forward failure) akan
menimbulkan adanya gejala backward failure dalam sistim sirkulasi aliran darah.
Mekanisme kompensasi jantung pada kegagalan jantung adalah upaya tubuh
untuk mempertahankan peredaran darah
dalam memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Mekanisme kompensasi yang
terjadi pada gagal jantung ialah : dilatasi ventrikel, hipertrofi ventrikel,
kenaikan rangsang simpatis berupa takikardi dan vasikonstriksi perifer,
peninggian kadar katekolamin plasma, retensi garam dan cairan badan dan
peningkatan eksttraksi oksigen oleh jaringan. Bila jantung bagian kanan dan
bagian kiri bersama-ama dalam keadaan gagal akibat gangguan aliran darah dan
adanya bendungan, maka akan tampak tanda dan gejala gagal jantung pada
sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru. Keadaan ini disebut Gagal Jantung
Kongestif (CHF). Skema berikut menjelaskan terjadinya gagal jantung, sehingga
menimbulkan manifestasi klinik dan
masalah keperawatan
Proses Terjadinya masalah keperawatan
·
Penurunan Cardiac Output (Curah jantung)
CHF terjadi akibat kerusakan otot
miokard dimna ketidakmampuan jantung memompakam sejumlah darah untuk mencukupi
kebutuhan jaringan tubuh.
·
Gangguan perfusi jaringan
CO yang menurun, hipoksia, asidosis,
syok menyebabkan hipoperfusi jaringan.
·
Gangguan volume cairan
CO yang menurun menyebabkan GFR
menurun, stimulasi angiotensin, aldosteron yang mengakibatkan retensi Na, ADH
meningkat, dan air meningkat.
·
Gangguan/potensial pertukaran
gas
Miokard gagal, LVEP meningkat,
menyebabkan PCWP meningkat, akhirnya pertukaran gas terganggu.
·
Gangguan /potensial integritas
kulit
Istirahat di tanpat tidur yang lama,
edema, CO menurun, mengakibatkan gangguan sirkulasi kulit
·
Gangguan/potensial aktifitas
Menurunnya perfusi ke otat skletal
mengakibatkan metabolisme anaerob akhirnya timbul kelemahan/lelah.
GEJALA GAGAL JANTUNG KIRI :
Keluhan berupa perasaan badan lemah, cepat
lelah, berdebar-debar, sesak napas, batuk, anoreksia, dan keringat dingin,
batuk dan atau batuk berdarah, fungsi ginjal menurun.
GEJALA GAGAL JANTUNG KANAN:
Edema, anoreksia, mual, asites, sakit
daerah perut
PEMERIKSAAN LABORATORIUM:
Tidak ada pemeriksaan khusus yang dapat
menegakkan diagnosis gagal jantung (T. Santoso, Gagal jantung 1989).
Pemeriksaan laboratorium dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana gagal jantung
telah mengganggu fungsi-fungsi organ lain seperti : hati, ginjal dan lain-lain.
PEMERIKSAAN PENUNJANG LAIN:
A. Radiologi:
·
Bayangan
hili paru yang tebal dan melebar, kepadatan makin ke pinggir berkurang
·
Lapangan
paru bercak-bercak karena edema paru
·
Distensi
vena paru
·
Hidrothorak
·
Pembesaran
jantung, Cardio-thoragic ratio meningkat
B. EKG :
Dapat ditemukan kelainan primer jantung
(iskemik, hipertropi ventrikel, gangguan irama) dan tanda-tanda faktor
pencetus akut (infark miokard, emboli paru)
C. Ekokardiografi :
Untuk deteksi gangguan fungsional serta
anatomis yang menjadi penyebab gagal jantung
D. Kateterisasi Jantung:
Pada gagal jantung kiri didapatkan
(VEDP ) 10 mmHg atau Pulmonary arterial wedge Pressure >
12 mmHg dalam keadaan istirahat. Curah jantung lebih rendah dari 2,7 lt/mnt/m2 luas
permukaan tubuh.
PENATALAKSANAAN
Menurut prioritas terbagi atas 4 kategori :
1. Memperbaiki kontraksi miokard/perfusi
sistemik
2. Menurunkan volume cairan yang berlebihan
3. Mencegah terjadinya komplikasi Post Op.
4. Pengobatan pembedahan (Komisurotomi)
5. Pendidikan kesehatan yang menyangkut
penyakit, prognosis, obat-obatan serta pencegahan kekambuhan
ad. 1 Memperbaiki kontraksi miokard/perfusi
sistemik:
·
Istirahat
total/tirah baring dalam posisi semi fowler
·
Memberikan
terapi Oksigen sesuai dengan kebutuhan
·
Memberikan
terapi medik : digitalis untuk memperkuat kontraksi otot jantung
ad.2 Menurunkan volume cairan yang berlebihan
·
Memberikan
terapi medik : diuretik untuk mengurangi cairan di jaringan
·
Mencatat
intake dan output
·
Menimbang
berat badan
·
Restriksi
garam/diet rendah garam
ad.3 Mencegah terjadinya komplikasi
·
Mengatur
jadwal mobilisasi secara bertahap sesuai keadaan klien
·
Mencegah
terjadinya immobilisasi akibat tirah baring
·
Merubah
posisi tidur
·
Memperhatikan
efek samping pemberian medika mentosa; keracunan digitalis
·
Memeriksa
atau memonitor EKG
ad.4
Pengobatan pembadahan Komisurotomi
Hanya pada regurgitasi aorta akibat infeksi
aorta, reparasi katup aorta dapat dipertimbangkan. Sedangkan pada regurgitasi
aorta akibat penyakit lainnya umumnya harus diganti dengan katup
artifisial. Indikasi pada keluhan sesak napas
yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan symptomatik. Bila ekhokardiografi
menunjukkan sistole ventrikel kiri 55 mm, atau fractional shortning 25%
dipertimbangkan untuk tindakan operasi sebelum
timbul gagal jantung.
ad.5 Pendidikan kesehatan, menyangkut penyakit,
prognosis, pemakaian obat-obatan serta mencegah kekambuhan
·
Menjelaskan
tentang perjalanan penyakit dan prognosisnya
·
Menjelaskan
tentang kegunaan obat-obat yang digunakan, serta memberikan jadwal pemberian
obat
·
Merubah
gaya hidup/
kebiasaan yang salah : merokok, stress, kerja berat, minum alkohol, makanan
tinggi lemak dan kolesterol
·
Menjelaskan
tentang tanda-tanda serta gejala yang menyokong terjadinya gagal jantung,
terutama yang berhubungan dengan kelelahan, lekas capai, berdebar-debar, sesak
napas, anoreksia, keringat dingin
·
Menganjurkan
untuk kontrol semua secara teratur walaupun tanpa gejala
·
Memberikan
dukungan mental; klien dapat menerima keadaan dirinya secara nyata/realitas
akan dirinya baik
.
PENGKAJIAN DATA
1. Aktifitas dan istirahat
·
Adanya
kelelahan/exhaustion, insomnia, letargi, kurang istirahat
·
Sakit
dada, dispnea pada saat istirahat atau saat beraktivitas
2. Sirkulasi
·
Riwayat
hipertensi, kelainan katup, bedah jantung, endokarditis, anemia, septik syok,
bengkak pada kaki, asites, takikardi
·
Disritmia,
atrial fibrilasi, prematur ventricular contraction
·
Bunyi
S3 gallop, adanya bunyi CA, adanya sistolik atau diastolik, murmur, peningkatan
JVP
·
Adanya
nyeri dada, sianosis, pucat,ronchi, hepatomegali
3. Status Mental :
·
Cemas,
ketakutan, gelisah, marah, iritabel/peka
·
stress
sehubungan dengan penyakitnya, sosial finansial
4. Eliminasi
·
Penurunan
volume urine, urine yang pekat
·
Nocturia,
diare dan konstipasi
5. Makanan dan cairan
·
Hilang
nafsu makan, nausea, dan vomiting
·
Udem di ekstremitas bawah, asites
6. Neurologi
·
Pusing
, pingsan, kesakitan
·
Lethargi,
bingung, disorientasi, iritabel
7. Rasa nyaman
·
Sakit
dada, kronik/akut angina
8. Respirasi
·
Dispnoe
pada waktu aktivitas, takipnoe
·
Tidur
dan duduk, riwayat penyakit paru-paru
9. Rasa aman
·
Perubahan
status mental
·
Gangguan
pada kulit/dermatitis
10. Interaksi sosial
·
Aktifitas
sosial berkurang
PRIORITAS PERAWATAN
1. Meningkatkan kontraktilitas miokard/
perfusi jaringan sistemik
2. Menurunkan kelebihan volume cairan
3. Mencegah komplikasi Post op.
4. Memberikan informasi mengenai penjahit,
prognosa , terapi dan pencegahan terhadap pengulangan penyakit
DIAGNOSA PERAWATAN YANG
SERING TIMBUL :
1. Penurunan cardiac output sehubungan dengan
penurunan kontraktilitas miokard , ditandai dengan : Peningkatan heart
rate,perubahan tekanan darah,penurunan urine output,adanya S3 dan S4, chest
pain .
2. Keterbatasan melakukan aktifitas sehubungan dengan adanya ketidak
seimbangan antara suplay dan demand
oksigen, ditandai dengan : kelemahan, kelelahan, perubahan tanda-tanda vital ,
disritmia, dispnoe, diaporesis
3. Gangguan keseimbangan cairan, lebih dari
kebutuhan sehubungan dengan penurunan GFR, ditandai dengan : bunyi jantung 3,
orthopnoe, oliguria, edema, perubahan Berat Badan, Hipertensi, respirasi
distress, suara nafas abnormal
4. Resiko tinggi kegagalan pertukaran gas
sehubungan dengan perubahan membran kapiler alveoli karena adanya penumpukan cairan di rongga
paru
5. Resiko kerusakan integritas kulit sehubngan
dengan oedema ,penurunan perfusi ke kulit
6. Kurang pengetahuan tentang penyakit,
kondisi dan pengobatan sehubungan dengan kurangnya informasi ditandai dengan :
pasien bertanya, pernyataan pasien yang salah.
Perencanaan :
PENURUNAN CARDIAC OUT PUT SEHUBUNGAN DENGAN MENURUNYA KONTRAKSI MYOCARD
Rencana Tindakkan
|
Rasionalisasi
|
·
Monitor tanda-tanda vital, yaitu : heart rate,
tekanan darah
|
Takhikardia mungkin ada
karna nyeri, kecemasan, hipoksemia, dan menurunnya Cardiac Output. Perubahan
bisa juga terjadi dalam tekanan darah(hipertensi atau hipotensi) karena respons
kardia.
|
·
Evaluasi status mental, catat perkembangan
kekacauan, disorientasi
|
Menurunnya perfusi otak
dapat mengakibatkan perubahan observasi/ pengenalan dalam sensori.
|
·
Catat warna kulit, adanya/ kuwalitas pulse
|
Sirkulasi periferal turun
ketika Cardiac Output menurun, membuat/menjadikan warna pucat/abu-abu bagi
kulit (tergantung dari derajat hipoksia) dan penurunan kekuatan dari denyut
periferal.
|
·
Auskultasi suara pernapasan dan suara jantung.
Dengarkan adanya murmur.
|
S3, S4, atau bising dapat
terjadi dengan dekompensasi kordis atau beberapa pengobatan(terutama
Betabloker). Berkembangnya murmur bisa menunjukkan adanya kelainan pada katub
dengan rasa nyeri: stenosis aorta, mitral stenosis, atau ruptur otot
papilari.
|
·
Pertahankan bedrest dalam posisi yang nyaman selam
periode akut.
|
Menurunnya
konsumsi/keseimbangan O2 mengurangi beban kerja otot jantung dan resiko
dekompensasi.
|
·
Berikan waktu istirahat yang cukup/adekuat. Kaji
dengan / bentuk aktifitas perawatan diri, jika diindikasikan.
|
Cadangan energi, menurunkan
beban kerja otot jantung.
|
·
Ketegangan perlu dihindari terutama pada saat
defekasi.
|
Serangan valsava
menyebabkan stimulasi vagal, menurunkan heart rate(bradicardia) yang mungkin
diikuti dengan takhikardi diantara meningkatnya cardiac output.
|
·
Anjurkan secara cepat melaporkan bila terjadi
nyeri untuk pemberian obat sesuai yang diindikasikan.
|
Tindakan yang tepat waktu,
dapat menurunkan konsumsi O2 dan beban kerja otot jantung dan bisa mencegah/
meminimalkan Cardiac Output.
|
·
Monitor dan catat efek atau reaksi dari
pengobatan, catat tekanan darah, nadi dan iramanya (terutama waktu pemberian
kombinasi Ca-antagonis, betha-blocker dan nitrat).
|
Efek yang diharapkan ada
penurunan kebutuhan oksigen miokardium yang diakibatkan oleh penurunan
tekanan ventrikel. Obat dengan inotropik negatif dapat menurunkan perfusi
pada sebagaian besar miokardial iskhemik. Kombinasi nitrat dan betha-blocker
memiliki efek kumulatif pada cardiac output.
|
·
Kaji tanda dan gejala CHF
|
Angina satu-satunya gejala
yang mendasar penyakit yang menyebabkan iskhemia miokardial.
Penyakit mungkin
dikompromisasikan oleh fungsi kardia yang mengalami kegagalan.
|
Kolaboratif
|
|
·
Catat O2 tambahan yang dibutuhkan
|
Penambahan oksigen yang
sudah ada untuk diambil kembali untuk memperbaiki, mengurangi iskhemia dan
asam laktat
|
·
Catat obat-obat yang diindikasikan
Betha-blockers, seperti
atenolol (Tenormin), nadolol (Corgard), propranolol (Inderal), esmolal
(Brebivbloc).
|
Meskipun berbeda dan cara
reaksinya, Ca channel blocker berperan utama dalam mencegah dan mengakhiri
iskhemia. yang disebabkan oleh spasme arteri koronaria dan dalam mengurangi
resistensi vaskuler, demikian juga penurunan tekanan darah dan kerja jantung.
Obat ini untuk menurunkan
kerja jantung dengan menurunkan nadi dan tekanan darah sistol. Catat:
overdosis yang mengakibatkan dekompensasi jantung
|
·
Bisakan usakan dan persiapan untuk tes ketegangan
dan kateterisasi jantung, ketika diindikasikan
|
Tes ketegangan memberikan
informasi tentang kesehatan/ kekuatan dari ventrikel, yang sepenuhnya menentukan
ketepatan tingkat aktifitas. Angiografi mungkin menunjukkan identifikasi area
dari obstr5uksi/ kerusakan arteri koronaria yang membutuhkantindakan bedah.
|
·
Persiapkan untuk tindakan bedah PTCA, bila
diindikasikan perbaikan katub, CABG
|
PTCA menjadi suatu
prosedur yang dapat diterima pada 15 tahun terakhir ini. PTCA meningkatkan
aliran darah jantung oleh tekanan lesi atheroma dan dilatasi dari lumen
pembuluh darah dalam arteri koronaria yang tersumbat.
Prosedur ini mungkin
........
CABG diperkenankan ketika
testing menunjukkan iskhemi miokardial yang diakibatkan oleh penyakit arteri
koronaria sebelum kiri atau gejala dari penyakit trikuspidalis.
|
·
Siapkan perpindahan unut perawatan utama jika
kondisi yang mengharuskan
|
Nyeri dada yang sangat
atau lama dengan menurunnya Cardiac Output menunjukkan perkembangan
komplikasi yang membutuhkan lebih intensif/ tindakan emergensi.
|
DAFTAR PUSTAKA :
Donna D, Marilyn. V, (1991),
Medical Sugical Nursing, WB Sounders,
Philadelpia
Doenges, Marylyn
E (1993) ., Nursing Care Plans, Edisi III,
RS Jantung “Harapan
Kita”,(1993) Dasar-dasar Keperawatan
Kardiotorasik, Kumpulan bahan kuliah, Edisi ke tiga,Jakarta,
Soeparman,(1987) Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi Kedua,
Balai Penerbit FKUI, Jakarta,